“COBIT”
.1 Pengertian COBIT
COBIT adalah merupakan kerangka panduan tata kelola TI dan atau bisa juga disebut sebagai toolset pendukung yang bisa digunakan untuk menjembatani gap antara kebutuhan dan bagaimana teknis pelaksanaan pemenuhan kebutuhan tersebut dalam suatu organisasi. COBIT memungkinkan pengembangan kebijakan yang jelas dan sangat baik digunakan untuk IT kontrol seluruh organisasi, membantu meningkatkan kualitas dan nilai serta menyederhanakan pelaksanaan alur proses sebuah organisasi dari sisi penerapan IT.
2.2 Sejarah COBIT
Dikeluarkan dan disusun oleh IT Governance Institute yang merupakan bagian dari ISACA (Information Systems Audit and Control Association) pada tahun 1996. hingga saat artikel ini dimuat setidaknya sudah ada 5 versi COBIT yang sudah diterbitkan, versi pertama diterbitkan pada tahun 1996, versi kedua tahun 1998, versi 3.0 di tahun 2000, Cobit 4.0 pada tahun 2005, CObit 4.1 tahun 2007 dan yang terakhir ini adalah Cobit versi 5 yang di rilis baru-baru saja.
2.3 Domain Cobit
Cobit memiliki 4 Cakupan Domain :
1. Perencanaan dan Organisasi (Plan and Organise)
Domain ini mencakup strategi dan taktik yang menyangkut identifikasi tentang bagaimana TI dapat memberikan kontribusi terbaik dalam pencapaian tujuan bisnis organisasi sehingga terbentuk sebuah organisasi yang baik dengan infrastruktur teknologi yang baik pula.
2. Pengadaan dan Implementasi (Acquire and Implement)
Untuk mewujudkan strategi TI, solusi TI perlu diidentifikasi, dibangun atau diperoleh dan kemudian diimplementasikan dan diintegrasikan dalam proses bisnis.
3. Pengantaran dan Dukungan (Deliver and Support)
Domain ini berhubungan dengan penyampaian layanan yang diinginkan, yang terdiri dari operasi pada security dan aspek kesinambungan bisnis sampai dengan pengadaan training.
4. Pengawasan dan Evaluasi (Monitor and Evaluate)
Semua proses TI perlu dinilai secara teratur dan berkala bagaimana kualitas dan kesesuaiannya dengan kebutuhan kontrol.
2.4 Kerangka Kerja COBIT
•
Control Objectives, Terdiri atas 4 tujuan pengendalian tingkat tinggi (high level control objectives) yang tercermin dalam 4 domain, yaitu : planning & organization, acquisition & implementation, delivery & support, dan monitoring.
•
Audit Guidelines, Berisi sebanyak 318 tujuan-tujuan pengendali rinci (detailed control objectives) untuk membantu para auditor dalam memberikan management assurance atau saran perbaikan.
•
Management Guidelines, Berisi arahan baik secara umum maupun spesifik mengenai apa saja yang mesti dilakukan, seperti : apa saja indicator untuk suatu kinerja yang bagus, apa saja resiko yang timbul, dan lain-lain. 4. Maturity Models Untuk memetakan status maturity proses-proses IT (dalam skala 0 – 5).
2.5 Orientasi Bisnis COBIT
•
Dimulai dengan business objectives pada Framework.
•
Pilih proses TI dan pengendalian sesuai dengan perusahaan dari Control Objectives.
•
Operasikan dari business plan.
•
Assess prosedure dan hasil dengan Audit Guidelines, dan assess status dari organisasi, Identifikasi critical activities yang memimpin keberhasilan dan ukur kinerja dalam pencapaian enterprise goals dengan Management Guidelines
1.6
Manfaat dan Penggunaan COBIT
•
Direktur dan Eksekutif, digunakan untuk memastikan manajemen mengikuti dan mengimplementasikan strategi searah dan sejalan dengan TI.
•
Manajemen, digunakan untuk mengambil keputusan investasi TI, untuk keseimbangan resiko dan kontrol investasi, untuk benchmark lingkungan TI sekarang dan masa depan.
•
Pengguna, digunakan untuk memperoleh jaminan keamanan dan control produk dan jasa yang dibutuhkan secara internal maupun eksternal.
•
Auditors, digunakan untuk memperkuat opini untuk manajemen dalam control internal, untuk memberikan saran pada control minimum yang diperlukan.
2.7 Frame Work COBIT
COBIT dikeluarkan oleh IT Governance Institute (ITGI). COBIT digunakan untuk menjalankan penentuan atas IT dan meningkatkan pengontrolan IT. COBIT juga berisi tujuan pengendalian, petunjuk audit, kinerja dan hasil metrik, faktor kesuksesan dan maturity model.
Lingkup kriteria informasi yang sering menjadi perhatian dalam COBIT adalah:
•
Effectiveness, Menitikberatkan pada sejauh mana efektifitas informasi dikelola dari data-data yang diproses oleh sistem informasi yang dibangun.
•
Efficiency, Menitikberatkan pada sejauh mana efisiensi investasi terhadap informasi yang diproses oleh sistem.
•
Confidentiality, Menitikberatkan pada pengelolaan kerahasiaan informasi secara hierarkis.
•
Integrity, Menitikberatkan pada integritas data/informasi dalam sistem.
•
Availability, Menitikberatkan pada ketersediaan data/informasi dalam sistem informasi.
•
Compliance, Menitikberatkan pada kesesuaian data/informasi dalam sistem informasi.
•
Reliability, Menitikberatkan pada kemampuan/ketangguhan sistem informasi dalam pengelolaan data/informasi.
2.8 Nilai & Keterbatasan COBIT
•
Telah diterima secara internasional praktek yang baik.
•
Apakah manajemen berorientasi.
•
Didukung oleh peralatan dan pelatihan.
•
Apakah bebas didownload.
•
Memungkinkan pengetahuan relawan ahli untuk dibagi dan leveraged.
•
Terus berkembang.
•
Dikelola oleh sebuah organisasi nirlaba terkemuka.
•
Peta 100 persen menjadi COSO.
•
Peta kuat untuk semua, standar utama terkait.
•
Adalah referensi, bukan 'off-the-shelf' obat
2.9 Keuntungan COBIT
Beberapa keuntungan dari mengadopsi COBIT adalah:
•
COBIT sejalan dengan standar lain dan praktik yang baik dan harus digunakan bersama-sama dengan mereka.
•
Kerangka kerja COBIT dan praktek terbaik yang mendukung menyediakan lingkungan TI yang dikelola dengan baik dan fleksibel dalam suatu organisasi.
•
COBIT menyediakan lingkungan pengendalian yang responsif terhadap kebutuhan bisnis dan melayani fungsi manajemen dan audit dalam hal tanggung jawab kendali mereka.
•
COBIT menyediakan alat untuk membantu mengelola kegiatan TI.
2.10 COBIT And IT Governance
COBIT berfokus pada peningkatan tata kelola TI dalam organisasi. COBIT memberikan kerangka untuk mengelola dan mengendalikan kegiatan TI dan mendukung lima syarat untuk kerangka control.
•
Fokus Bisnis, COBIT mencapai fokus bisnis yang lebih tajam dengan menyelaraskan TI dengan tujuan bisnis, Pengukuran kinerja TI harus fokus pada kontribusi TI untuk memungkinkan dan memperluas strategi bisnis, COBIT, didukung oleh sesuai bisnis yang berfokus pada metrik, dapat memastikan bahwa fokus utama adalah nilai pengiriman dan keunggulan teknis tidak sebagai tujuan itu sendiri.
•
Proses Orientasi, Ketika organisasi menerapkan COBIT, fokus mereka lebih berorientasi proses. Insiden dan masalah tidak lagi mengalihkan perhatian dari proses. Pengecualian dapat didefinisikan secara jelas sebagai bagian dari proses standar. Dengan kepemilikan proses didefinisikan, dilimpahkan dan diterima, organisasi adalah lebih mampu untuk mempertahankan kontrol melalui periode perubahan yang cepat atau krisis organisasi
•
Penerimaan umum, COBIT adalah standar terbukti dan diterima secara global untuk meningkatkan kontribusi TI untuk keberhasilan organisasi. Kerangka kerja ini terus meningkatkan dan mengembangkan untuk mengikuti praktek yang baik. Profesional TI dari seluruh dunia menyumbangkan ide-ide mereka dan waktu untuk pertemuan tinjauan reguler.
•
Peraturan Persyaratan, Skandal perusahaan terakhir telah meningkatkan tekanan regulasi pada dewan direktur untuk melaporkan status mereka dan memastikan bahwa pengendalian internal yang sesuai. Tekanan ini mencakup TI mengontrol juga. Organisasi terus-menerus perlu untuk meningkatkan kinerja TI dan menunjukkan pengendalian yang memadai atas kegiatan TI mereka. Banyak manajer TI, penasehat dan auditor yang beralih ke COBIT sebagai respon de facto untuk regulasi TI persyaratan.
•
Umum Bahasa, Sebuah framework membantu mendapatkan semua orang pada halaman yang sama dengan mendefinisikan hal kritis dan menyediakan daftar istilah. Koordinasi di dalam dan di tim proyek dan organisasi dapat memainkan peran kunci dalam keberhasilan setiap proyek. Bahasa yang sama membantu membangun keyakinan dan kepercayaan
2.11 Kriteria Informasi COBIT Cube
Untuk memenuhi tujuan bisnis, informasi harus sesuai dengan kriteria kontrol tertentu, yang COBIT sebut sebagai kebutuhan bisnis untuk informasi. Secara umum, kriteria informasi didasarkan pada persyaratan sebagai berikut:
- kualitas
- gadai
- keamanan
2.12 COBIT Cube IT Processes
•
COBIT menggambarkan siklus hidup TI dengan bantuan empat domain:
- Merencanakan dan Mengorganisir
- Memperoleh dan Menerapkan
- Memberikan dan Dukungan
- Memantau dan Evaluasi
•
Proses adalah serangkaian kegiatan dengan istirahat kontrol alami. Ada 34 proses di empat domain. Proses menentukan apa kebutuhan bisnis untuk mencapai tujuannya. Penyampaian informasi dikendalikan melalui 34 proses TI.
•
Kegiatan adalah tindakan yang diperlukan untuk mencapai hasil yang terukur. Selain itu, kegiatan memiliki siklus kehidupan dan termasuk tugas-tugas diskrit banyak.
2.13 COBIT Cube IT Domains
•
Merencanakan dan Mengorganisir (PO)
•
Memperoleh dan Melaksanakan (AI)
•
Memberikan dan Dukungan (DS)
•
Monitor and Evaluate (ME)
2.14 COBIT Cube IT Resources
•
Proses TI mengelola sumber daya TI untuk menghasilkan, menyampaikan dan menyimpan informasi yang diperlukan organisasi untuk mencapai tujuannya.
•
Sumber daya TI yang diidentifikasikan dalam COBIT didefinisikan sebagai:
- Aplikasi adalah sistem pengguna otomatis dan prosedur manual yang memproses informasi.
- Informasi adalah data yang adalah input, diproses dan output oleh sistem informasi, dalam bentuk apapun yang digunakan oleh bisnis.
- Infrastruktur termasuk teknologi dan fasilitas, seperti perangkat keras, sistem operasi dan jaringan, yang memungkinkan pemrosesan aplikasi.
- Orang adalah personil yang dibutuhkan untuk merencanakan, mengatur, memperoleh, melaksanakan, menyampaikan, mendukung, memantau dan mengevaluasi sistem informasi dan pelayanan. Mereka mungkin internal, outsourcing atau kontrak, seperti yang diperlukan.
Skala maturity dari Framework COBIT
Maturity model adalah suatu metode untuk mengukur level pengembangan manajemen proses, yang berarti adalah mengukur sejauh mana kapabilitas manajemen tersebut. Seberapa bagusnya pengembangan atau kapabilitas manajemen tergantung pada tercapainya tujuan-tujuan COBIT yang. Sebagai contoh adalah ada beberapa proses dan sistem kritikal yang membutuhkan manajemen keamanan yang lebih ketat dibanding proses dan sistem lain yang tidak begitu kritikal. Di sisi lain, derajat dan kepuasan pengendalian yang dibutuhkan untuk diaplikasikan pada suatu proses adalah didorong pada selera resiko Enterprise dan kebutuhan kepatuhan yang diterapkan.
Penerapan yang tepat pada tata kelola TI di suatu lingkungan Enterprise, tergantung pada pencapaian tiga aspek maturity (kemampuan, jangkauan dan kontrol). Peningkatan maturity akan mengurangi resiko dan meningkatkan efisiensi, mendorong berkurangnya kesalahan dan meningkatkan kuantitas proses yang dapat diperkirakan kualitasnya dan mendorong efisiensi biaya terkait dengan penggunaan sumber daya TI.
Maturity model dapat digunakan untuk memetakan :
1.
Status pengelolaan TI perusahaan pada saat itu.
2.
Status standart industri dalam bidang TI saat ini (sebagai pembanding)
3.
Status standart internasional dalam bidang TI saat ini (sebagai pembanding)
4.
Strategi pengelolaan TI perusahaan (ekspetasi perusahaan terhadap posisi pengelolaan TI perusahaan)
Tingkat kemampuan pengelolaan TI pada skala maturity dibagi menjadi 6 level :
1.
Level 0 (Non-existent)
Perusahaan tidak mengetahui sama sekali proses teknologi informasi di perusahaannya.
2.
Level 1 (Initial Level)
Pada level ini, organisasi pada umumnya tidak menyediakan lingkungan yang stabil untuk mengembangkan suatu produk baru. Ketika suatu organisasi kelihatannya mengalami kekurangan pengalaman manajemen, keuntungan dari mengintegrasikan pengembangan produk tidak dapat ditentukan dengan perencanaan yang tidak efektif, respon sistem. Proses pengembangan tidak dapat diprediksi dan tidak stabil, karena proses secara teratur berubah atau dimodifikasi selama pengerjaan berjalan beberapa form dari satu proyek ke proyek lain. Kinerja tergantung pada kemampuan individual atau term dan variasi dengan keahlian yang dimilikinya.
3.
Level 2 (Repeatable Level)
Pada level ini, kebijakan untuk mengatur pengembangan suatu proyek dan prosedur dalam mengimplementasikan kebijakan tersebut ditetapkan. Tingkat efektif suatu proses manajemen dalam mengembangankan proyek adalah institutionalized, dengan memungkinkan organisasi untuk mengulangi pengalaman yang berhasil dalam mengembangkan proyek sebelumnya, walaupun terdapat proses tertentu yang tidak sama. Tingkat efektif suatu proses mempunyai karakteristik seperti; practiced, dokumentasi, enforced, trained, measured, dan dapat ditingkatkan. Product requirement dan dokumentasi perancangan selalu dijaga agar dapat mencegah perubahan yang tidak diinginkan.
4.
Level 3 (Defined Level)
Pada level ini, proses standar dalam pengembangan suatu produk baru didokumentasikan, proses ini didasari pada proses pengembangan produk yang telah diintegrasikan. Proses-proses ini digunakan untuk membantu manejer, ketua tim dan anggota tim pengembangan sehingga bekerja dengan lebih efektif. Suatu proses yang telah didefenisikan dengan baik mempunyai karakteristik; readiness criteria, inputs, standar dan prosedur dalam mengerjakan suatu proyek, mekanisme verifikasi, output dan kriteria selesainya suatu proyek. Aturan dan tanggung jawab yang didefinisikan jelas dan dimengerti. Karena proses perangkat lunak didefinisikan dengan jelas, maka manajemen mempunyai pengatahuan yang baik mengenai kemajuan proyek tersebut. Biaya, jadwal dan kebutuhan proyek dalam pengawasan dan kualitas produk yang diawasi.
5.
Level 4 (Managed Level)
Pada level ini, organisasi membuat suatu matrik untuk suatu produk, proses dan pengukuran hasil. Proyek mempunyai kontrol terhadap produk dan proses untuk mengurangi variasi kinerja proses sehingga terdapat batasan yang dapat diterima. Resiko perpindahan teknologi produk, prores manufaktur, dan pasar harus diketahui dan diatur secara hati-hati. Proses pengembangan dapat ditentukan karena proses diukur dan dijalankan dengan limit yang dapat diukur.
6.
Level 5 (Optimized Level)
Pada level ini, seluruh organisasi difokuskan pada proses peningkatan secara terus-menerus. Teknologi informasi sudah digunakan terintegrasi untuk otomatisasi proses kerja dalam perusahaan, meningkatkan kualitas, efektifitas, serta kemampuan beradaptasi perusahaan. Tim pengembangan produk menganalisis kesalahan dan defects untuk menentukan penyebab kesalahannya. Proses pengembangan melakukan evaluasi untuk mencegah kesalahan yang telah diketahui dan defects agar tidak terjadi lagi.
DAFTAR PUSTAKA
https://hepiprayudi.files.wordpress.com/2012/06/pengertian-cobit.pdf
http://frendi461103478.blogspot.com/2015/06/pengertian-cobit-overview.html
http://www.erdisusanto.com/2012/11/kerangka-kerja-cobit-control-objectives.html
https://www.google.co.id/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://liapsa.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/33214/Bab%2B8%2B-%2BCOBIT.docx&ved=2ahUKEwjN6cHBoOreAhVZSX0KHVFGDSIQFjAAegQIARAB&usg=AOvVaw3r-dc2YfXPuMIHTVDE2F5n
https://www.kajianpustaka.com/2014/02/pengertian-sejarah-dan-komponen-cobit.html